Distrikberita-Palestina, negara yang saat ini diambang kehancuran yang disebabkan oleh serangan terus menerus dari negara ISRAEL yang tidak ada habisnya.
Mari kita lihat adakah makhluk selain ISRAEL yang berani membunuh ribuan manusia secara terang terangan? Tentu saja ada, tidak lain dan tidak bukan penjahat perang dunia 2 ADOLF HITLER, jadi apakah ISRAEL adalah penjahat perang? Tentu saja tidak, ISRAEL adalah “korban dari serangan hamas pada tanggal 7 oktober 2023” ucap Biden. Dan dia juga mendukung aksi dari Israel tersebut“Kami mendukung Israel untuk memusnahkan (pemimpin Hamas Yahya) Sinwar dan para penjagal Hamas lainnya. Kami ingin Hamas dikalahkan. Kami bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkan hal itu,” kata Biden.
ISRAEL menolak disebut sebagai pelaku genosida, mungkin mereka benar mereka sedang tidak melakukan genosida karena mereka melihat manusia yang bukan “ISRAEL” bukan manusia melainkan hewan ternak , jika bukan begitu bagaimana bisa mereka membunuh warga sipil, membunuh anak-anak, bahkanibu ibu hamil .
Jika kita mambahas HAM, Israel tidak dapat mengelak dari semua tuduhan pelanggaran hak asasi manusia , jika ada lomba negara mena yang paling banyak melakukan pelanggaran HAM pasti Israel yang juara 1 nya dan amerika juara 2 nya. Berikut jenis jenis pelanggaran yang dilakukan oleh israel:
Ini adalah pelanggaran yang dilakukan oleh Israel mulai dari 07 oktober 2023 sampai 8 januari 2024. Tidak termasuk pelanggaran yang dilakukan mulai 8 januari 2024 sampai saat ini
Saat ini warga palestina harus mengungsi ke rafah yang mana itu adalah tempat paling akhir dari kisah pengungsian ini, dan tidak ada lagi tempat yang bisa dituju sebagai tempat pengungsian lagi setelah ini
Rafah adalah wilayah perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir. Di sisi Palestina, Rafah adalah nama gubernur paling selatan di Gaza dan ibu kotanya, serta nama penyeberangan ke Sinai di Mesir. Di sisi Mesir, Rafah adalah sebuah kota di provinsi Sinai Utara.Rafah Palestina memiliki luas 64 km persegi (25 mil persegi). Ketika Israel menyerang Gaza selama empat bulan terakhir, semakin banyak orang yang digiring ke sana oleh pasukan Israel yang terus menjanjikan keamanan di selatan, namun hal ini tidak pernah terwujud
Sekitar 1,4 juta warga Palestina kini telah terdesak ke Rafah akibat pemboman Israel yang tiada henti, yang telah menewaskan hampir 30.000 warga Palestina.Orang-orang berada dalam kelompok padat di ruang terbatas yang tidak dipenuhi puing-puing atau dibom oleh Israel. Kondisinya saat ini sangat buruk.
Israel mengklaim empat brigade Hamas hadir di Rafah, menggunakan kehadiran mereka di sana untuk membenarkan serangan melalui udara serta rencana serangan darat. Israel juga mengklaim rencana untuk mengevakuasi kota tersebut ke tempat yang tidak jelas, sehingga membuat mereka yang berlindung di Rafah lumpuh.
Jadi, apakah aman di Rafah untuk saat ini? Jawabannya tidak.
Israel telah membunuh lebih dari 100 orang setiap hari dalam serangan udara di Rafah. Mereka yang selamat dari serangan tersebut hidup dalam kondisi yang sangat buruk, yaitu di tenda-tenda yang selalu terisi air setiap kali hujan, atau di bawah puing-puing apa pun yang mereka temukan untuk berlindung.
Terkait kondisi Rafah, citra satelit yang diperoleh Al Jazeera menunjukkan suatu wilayah sudah berada pada titik puncaknya. Sekitar 22.000 orang memadati kawasan Rafah yang memiliki luas 64 km persegi.
Sebelum perang, 275.000 orang tinggal di wilayah seluas 64 km persegi tersebut, menjadikan Rafah salah satu wilayah Gaza yang paling padat penduduknya, dan merupakan salah satu wilayah yang paling padat penduduknya di dunia.
Massa yang mengungsi masuk ke fasilitas UNRWA, berharap badan yang dibentuk untuk membantu mereka dapat melakukannya. Namun hampir 150 staf UNRWA tewas dalam serangan Israel, bantuan dihentikan oleh Israel, dan pemerintah Barat menarik dana ketika Israel menuduh tanpa bukti bahwa 12 staf UNRWA ikut serta dalam serangan tanggal 7 Oktober
Lalu bagaimana dengan tugas PBB yang memiliki tanggung jawab utama untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional?
PBB hanya mengeluarkan resolusi-resolusi yang mengharuskan Israel keluar dari daerah pendudukan, namun Israel tetap tidak meninggalkan daerah pendudukan tersebut dan PBB tidak memberikan sanksi terhadap Israel.
Penulis: Muhammad Nabiel Shidqi Dan Budi Ardianto, S.H., M.H