Distrikberita-Aparat gabungan TNI-Polri dikabarkan memaksa masuk ke wilayah warga Pulau Rempang, Batam, Kamis (7/9) ini. Bentrokan aparat dengan warga pun tak terelakkan.
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) melalui akun Twitter mereka menyebut bentrokan pecah lantaran warga menolak pemasangan patok sebagai langkah untuk merelokasi warga. Informasi tersebut telah dikonfirmasi Ketua YLBHI Muhammad Isnur.
“Saat ini aparat gabungan dari beragam kesatuan dengan mengendarai 60 armada kendaraan sedang berupaya masuk ke Pulau Rempang, Kota Batam Provinsi Riau,” tulis YLBHI.
“Kegiatan ini jelas mendapat penolakan dari mayoritas penduduk 16 kampung Melayu Tua karena tujuan pemasangan patok ini merupakan rangkaian kegiatan yang hendak memindahkan warga dari kampungnya,” tambah mereka.
Dalam video yang diposting YLBHI di Twitter, tampak armada kepolisian menyemprotkan water cannon di lokasi bentrokan. Aparat berseragam dan warga tampak berkerumun.
Terdengar suara dari toa agar warga mundur. Di akhir video, ada sejumlah warga yang ditangkap. Isnur mengatakan itu didapatkan YLBHI dari warga setempat.
Selain itu, dalam video lain, salah satu warga tampak mengalami luka di kepala. Sebuah foto juga memperlihatkan warga berpakaian sipil ditahan di mobil berjeruji.
“Beberapa orang mendapatkan intimidasi, kekerasan fisik dan enam orang ditangkap oleh kepolisian setempat”.
Sumber : Twitter @YLBHI
Adapun Pulau Rempang telah resmi ditetapkan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) pada Agustus 2023 lalu untuk pembangunan Industri, pariwisata dan lainnya. PSN itu bernama “Rempang Eco-City.”
Dilansir dari detikcom, Wilayah Rempang juga disebut akan menjadi tempat kawasan industri hasil komitmen investasi dari industri kaca dan panel surya perusahaan asing Xinyi Group.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pabrik di kawasan industri Batam ini nantinya digadang-gadang menjadi pabrik kaca dan solar panel terbesar setelah China.