Kabut yang sama kembali menyelimuti langit provinsi Jambi, mengulang kejadian pada tahun 2019 yang lalu. Semua aktivitas masyarakat harus dikurangi diluar ruangan dan bekerja dari rumah.
Dilansir dari Tribun Jambi, mulai Senin (2/10/2023) Pemerintah Provinsi Jambi menerapkan proses belajar mengajar di sekolah melalui daring. Dinas Pendidikan Provinsi Jambi telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) kepada seluruh SMK/SMA/SLB di Provinsi Jambi untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring dari rumah pada masa kabut asap.
“Berdasarkan pantauan stasiun Air Quality Monitoring System (AQMS) Provinsi Jambi, dimana Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dalam satu minggu terakhir ini menunjukkan kualitas udara katagori tidak sehat,” tulis dalam SE yang ditandatangani Syamsurizal Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Minggu (1/10/2023).
Adapun instruksi yang dicantumkan dalam SE tersebut antara lain :
Pertama, terhitung mulai 2-4 Oktober 3023 melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring dari rumah yang sistem pelaksanaannya diatur oleh satuan pendidikan masing-masing. Kedua mengimbau siswa-siswi berserta guru dan dan tenaga kependidikan untuk dapat memakai masker dalam beraktivitas. Ketiga, mengurangi kegiatan kesiswaan di luar ruangan. Keempat, mengaktifkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dengan melengkapi obat-obatan untuk pertolongan pertama. Kelima, membudidayakan cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas. Dan keenam, berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi apabila terjadi sesuatu hal yang disatuan pendidikan untuk mengambil suatu kebijakan.
Sangat disayangkan sekali permasalahan yang sama harus terulang kembali di Provinsi Jambi, Pemerintah harus benar-benar serius dan cepat dalam memadamkan kebakaran hutan karena kabut asap sangat berbahaya bagi kesehatan.
Dikutip dari buku Transboundary Pollution: Evolving Issues of International Law and Policy (2015) oleh S. Jayakumar dan kawan-kawan, beberapa dampak bencana kabut asap, yaitu:
- Bahaya bagi kesehatan
Beragam masalah kesehatan timbul akibat bencana kabut asap, seperti sesak napas, penyakit paru-paru, iritasi pada mata, nyeri dada, batuk, dan lain-lain. - Sinar matahari tertutup
Kabut asap yang tebal tentu membuat sinar matahari sulit menembus kawasan yang terdampak. Akibatnya sinar matahari yang dibutuhkan manusia sebagai vitamin D tidak tersalurkan dengan maksimal. - Kualitas udara menurun
Udara yang dihirup makhluk hidup seharusnya tidak berwarna dan berbau. Tetapi karena adanya kabut asap, kualitas udara otomatis menurun karena udara berubah menjadi kekuningan atau menghitam dan beraroma tidak sedap.
Penulis Berharap semoga bencana kabut asap pada tahun 2019 tidak terjadi lagi di Provinsi Jambi, dan pemerintah harus menyelidiki betul penyebab kebakaran lahan/hutan serta menindak tegas pelakunya.
Penulis : Esteria Tamba, Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Jambi