Layanan scan retina yang ditawarkan di Depok dan Bekasi dengan harga Rp500.000–Rp800.000 kini jadi tren, apalagi setelah digaungkan sebagai bagian dari ekosistem World App/Worldcoin. Tapi di balik janji “masa depan digital”, ada risiko yang tidak boleh diabaikan—baik untuk kesehatan mata, maupun privasi data biometrik Anda.
Apa yang terjadi:
Beberapa tempat di Depok dan Bekasi mulai menawarkan scan retina berbayar, sering kali dikaitkan dengan World ID—sistem identitas global berbasis retina dari proyek Worldcoin. Pengguna dijanjikan akses ke sistem global, bahkan mendapat insentif digital setelah scan retina mereka terekam.
Masalahnya? Banyak.
1. Kesehatan mata bisa terganggu
Alat pemindai retina intensif cahaya bisa menyebabkan iritasi, kelelahan mata, dan berpotensi merusak retina, terutama jika digunakan tanpa standar medis.
Tidak semua penyedia layanan memiliki alat bersertifikasi atau diawasi dokter mata.
2. Harga tinggi, jaminan rendah
Rp500.000–Rp800.000 untuk satu kali scan tanpa kejelasan pemrosesan data atau konsultasi profesional? Mahal untuk prosedur yang tak transparan.
3. Privasi jadi taruhan besar
Retina = identitas biometrik unik.
Sekali discan, datamu bisa tersimpan selamanya di server yang belum tentu kamu tahu letaknya di mana.
Risiko penyalahgunaan? Mulai dari pengawasan digital hingga pencurian identitas.
Kenapa ini penting:
Privasi digital adalah hak. Tapi banyak warga yang tergiur iming-iming uang digital tanpa sadar telah menyerahkan data paling sensitif mereka—tanpa perlindungan hukum atau informasi cukup.
Nb:
Retina bukan tiket masuk ke masa depan digital—kalau salah tempat, itu bisa jadi pintu belakang menuju penyalahgunaan identitas. Scan sekali, nyesal seumur hidup? Pikir dua kali sebelum setor mata Anda.