DISTRIKBERITA.COM | Jakarta, Sebanyak 65 petani yang terdiri dari 41 pria, 19 perempuan serta 5 orang anak – anak berasal dari 3 desa dikecamatan kumpeh muaro jambi menginap dikantor penghubung provinsi jambi di jakarta.
Adapun petani tersebut adalah petani yang berkonflik diareal kawasan hutan eks pt rkk.
Mereka menuntut kementerian atr bpn untuk mencabut HGU PT RKK yang sudah berkekuatan hukum serta meminta kapolri memerintahkan kapolda jambi untuk melepaskan 9 petani yang ditahan dipolda jambi
Adapun keberadaan petani dimess jambi tersebut dikarenakan permintaan pemerintah provinsi jambi setelah melaksanakan aksi menginap di kementerian atr/ bpn, namun setelah sampai ke Kantor Penghubung ( mess jambi ) para petani diperlakukan tidak layak, mereka ditempatkan tidur di parkiran mess yang terdapat saluran kotoran yang menimbulkan aroma tidak mengenakkan dan menyebabkan penyakit.
Christian DN selaku Ketua PW STN Jambi membenarkan hal tersebut, ia mengatakan kemauan pindah ke mess jambi karena ada etikat baik pemprov dengan dua point yang disepakati melalui kepala kantor penghubung dijakarta yaitu akan memfasilitasi teman – teman petani jambi serta menghadirkan gubernur jambi untuk hadir kejakarta untuk sama – sama menyelesaikan konflik ini, namun kenyataannya petani asal jambi diperlakukan tidak sesuai harapan.
Christian pun mengucapkan terimakasih atas fasilitasi yang tidak layak tersebut kepada pemprov jambi, para petani jambi ini datang kejakarta karena lambannya penyelesainya konflik oleh pemprov jambi setelah melakukan aksi menginap selama 3 minggu dipendopo kantor gubernur jambi, petani ini nekat kejakarta karena meyakini pemerintah pusatlah sebagai tujuan terakhir mereka.
Christian juga menegaskan akan kembali melaksanakan aksi pada senin depan untuk meminta percepatan pencabutan HGU RKK ke kementerian ATR BPN, para petani tidak akan pulang kejambi sampai adanya resolusi konflik , karena kami masih percaya pada negara yang akan menyelesaikan konflik ini tutupnya.