Aliansi Gerakan Mahasiswa Universitas Jambi gelar aksi Demonstrasi di gedung Rektorat Universitas Jambi (UNJA). Masa aksi berkumpul di Balairung Universitas Jambi sempat lakukan blokade jalan untuk mendapatkan atensi seluruh Mahasiswa UNJA (03/06/2024).
Kemudian, masa aksi beranjak menuju gedung Rektorat dan menyampaikan aspirasi serta tuntutan masa aksi. Masa aksi menyampaikan aspirasi dihadapan Wakil Rektor 2, wakil rektor 3 dan hampir seluruh wakil dekan Fakultas di tataran Universitas Jambi. Dalam orasi yang disampaikan, David Jaya mengungkapkan aksi massa ini dilakukan atas bentuk rasa kepedulian terhadap UNJA dan menjelaskan tuntutan dari aksi massa tersebut.
“Kami dari Gerakan Mahasiswa UNJA hadir sebagai bentuk kepedulian kami dengan kampus kami menerima aduan dari teman-teman BEM fakultas terkhusus BEM FKIP dan BEM FEB bahwasanya terdapat beberapa fasilitas sarana pra sarana yang tidak layak untuk segera di atasi. Kemudian usut tuntas kasus jual beli nilai di Fakultas Hukum yang hingga hari ini pelaku utama nya belum diketahui. Lalu, kami mempertanyakan transparansi PKKMB 2024 yang menjadi pintu pertama mahasiswa Baru dan menjadi ajang pengenalan bagi mahasiswa Baru di UNJA dan terakhir kami semua merindukan adanya Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas serta kami mendesak agar wakil rektor 3 segera adakan PEMIRA Terbuka”. Ujar David.
Penyampaian aspirasi tersebut didengar oleh Wakil Rektor 3 UNJA dan berujung chaos karena wakil rektor 3 tidak mau menandatangani. Masa aksi yang tak terbendung menguruduk masuk hingga naik ke atas dan menemui rektor Universitas Jambi yang pada awalnya tidak mau menemui masa aksi di bawah.
Disaat yang sama, Rektor UNJA Prof. Dr. Helmi, S.H., M.H. menyampaikan pada awak massa bahwa beliau sudah membaca tuntutan dari massa aksi tersebut. Beliau juga menjelaskan bahwa secara teknis untuk menjalankan tuntutan tersebut ada proses yang dijalani.
“Saya pada dasar nya telah membaca tuntutan adik-adik gerakan mahasiswa UNJA dan menyetujui semuanya,tapi tentu tidak semua nya dapat selesai dalam waktu dekat,dan akan saya tanda tangani” ujar Prof Helmi.
Koordinator massa aksi, Jodi Setiawan merasa kecewa kepada Rektor karena dinilai enggan untuk menemui massa aksi.
“Kami kecewa Bapak tidak mau menemui kami dibawah,padahal bapak ada diatas,tentu membuat kami sangat kecewa dan seperti ingin mencoba sekuat apa masa aksi kami,dan kami beranggapan bapak mengundang kami untuk naik keatas” Ucap Jodi.
Menurut massa aksi, Rektor di nilai enggan menemui mahasiswa oleh masa aksi sehingga massa aksi memaksa masuk ke atas rektorat UNJA.